Kamis, 16 Februari 2012

valentine rusak


Masih hangat di ingatan kita semua tanggal 14 februari, setiap tahun muda-mudi berbondong-bondong meranyakan hari kesalah kaprahan bagi umat islam yaitu hari kasih sayang yang menjadi  kepalsuan dan adat di kalangan muda-mudi  zaman modern ini.
Hari kasih sayang (atau yang sering kita sebut dengan valentine’s day) nampaknya sudah menjadi bagian hidup muda-mudi modern saat ini. Tanggal 14 Februari telah dianggap sebagai hari yang sakral untuk mengungkapkan rasa kasih sayang sepenuh hati kepada orang-orang yang dicintai. Sebagai ungkapan kasih sayank itu, berbagai atribut yang bergambar hati mulai dari gantungan kunci, kado sampai kue-kue marak di pasaran.
Kenyataanya, valentine’s day ini tidak lebih dari hari pelacuran yang terselubung. Muda-mudi yang telah kasmaran  saling mengungkapkan cinta mereka. Bermesraan di tempat-tempat romantis yang telah mereka siapkan di jauh-jauh hari. Pada hari itulah sang pacar harus rela merelakan tanda cinta mereka dengan apapun yang diminta oleh pasangannya termasuk “KEPERAWANAN”nya demi  rasa cinta kepada pasanganya. Banyak muda-mudi  yang mengakui bahwa dia ingin keperawananya dinikmati oleh pasangannya di hari valentine’s day itu. NA’UDZUBILLAHI MIN DZALIK.
Pada dasarnya, Valentine’s day sudah menyimpang dari makna kasih sayang.  Sebuah penyesatan dan kepalsuan bagi muda-mudi  zaman modern. Seolah-olah kasih sayang hanya tertumpah dalam hari itu saja dan di hari-hari berikutnya boleh berbuat semau mereka. Apalagi dengan memperhatikan cara-cara mereka merayakan yang sungguh jauh dari nilai-nilai kemanusiaan .
Menelusuri asal mula valentine’s day,umat islam kembali terkecoh dengan kepalsuan. Ternyata valentine’s day bukanlah adat umat islam, melainkan sebuah peranyaan yang datang dari umat Nasrani. Valentine’s day merupakan sebuah perayaan menghormati sang tokoh bernama Saint Valentinus. Valentinus adalah seorang martyr (orang suci) yang karena pengorbanannya dalam menyebarkan agama kristiani, Saint Valentinus sangat peduli pada orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Itulah yang menjadikanya sebagai  orang yang mendapatkan simpati dari orang-orang miskin dan orang-orang menderita. Ajaran kasih sayangnya membuat orang-orang romawi berbondong minta dibaptis.
Pada tanggal 19 Februari 270 M, Saint Valentinus dipenggal kepalanya karena pertentangannya dengan raja romawi yang dipimpin oleh Raja Cladius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan Saint Valentinus yang dijadikan symbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, para pengikutnya memperingatinya hari kematiaan Saint Valentinus sebagai upacara keagamaan.
Tetapi sejak abad ke 16 M, upacara keagamaan berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi pesta jamuan kasih sayang bangsa romawi kuno yang disebut “supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah ajaran Kristen masuk Romawi, pesta supercalis kemudian dikaitkan dengan upacara kematian Saint Valentinus. Akhirnya,hari kasih sayang dimajukan menjadi tanggal 14 Februari. Sampai sekarang, peranyaan valentine’s day dilambangkan dengan burung dara warna pink sebagai lambang perdamaian dan kasih sayang.
Sehubungan dengan bulan tersebut, terdapat pula hari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang mana, ketika itu seluruh umat islam menumpahkan rasa kasih sayang dan rindunya kepada beliau. Meraka - umat islam - berbondong-bondong meminta pertolongan dari beliau pada hari pembalasan  nanti. Sudah sepantasnya kita sebagai umat beliau memberikan kasih sayang dan rasa terima kasih kepada beliau selagi kita masih berada di bulan maulid ini dengan jalan memperbanyak sholawat.
Sayangnya, peringatan Maulid Nabi seakan- akan kalah dengan adanya hari valentine. Ketika muda-mudi menumpahkan rasa kasih sayang mereka kepada pasangannya, mereka seperti terhipnotis dengan kepalsuan belaka. Berbeda dengan mereka yang menyambut peringatan Maulid Nabi dengan rasa bahagia dan menumpahkan semua kasih sayang kepada beliau.
Perayaan valentine’s day inilah yang seharusnya menjadi perhatian penuh bagi para muda-mudi dan semua pihak yang terkait. Kepalsuan seperti inilah yang seharusnya disadari dan dibenahi di kalangan muda-mudi saat ini. Semoga sedikit tulisan ini bisa menjadi sebuah ketukan yang mendasar karena tak mungkin bagi kami untuk berteriak jika kalian tak mendengar. Jika saja generasi penerus islam masa depan semakin marak merayakan perayaan-perayaan kaum nasrani, bukankah sepantasnya kita sebagai pemuda-pemudi islam pada zaman sekarang juga layak disalahkan?

MASIHKAH KITA (MUDA-MUDI UMAT ISLAM)MERAYAKAN VALENTINE’S DAY YANG PENUH KEPALSUAN BELAKA,.,.,.,.???


Fudin al-chaulany

0 komentar:

Posting Komentar